Senin, 10 Oktober 2011

PLC

PLC (Programmable Logic Controller) adalah alat kontrol logika yang bisa diprogram atau sebuah komputer yang dirancang khusus untuk mengontrol suatu proses atau mesin.

Sistem kendali dalam teknik listrik mempunyai arti suatu peralatan atau sekelompok peralatan yang digunakan untuk mengatur fungsi kerja suatu mesin dan memetakan tingkah laku mesin tersebut sesuai dengan yang dikehendaki. Fungsi kerja mesin tersebut mencakup antara lain menjalankan (start), mengatur (regulasi), dan menghentikan suatu proses kerja. Pada umumnya, sistem kendali merupakan suatu kumpulan peralatan listrik atau elektronik, peralatan mekanik, dan peralatan lain yang menjamin stabilitas dan transisi halus serta ketepatan suatu proses kerja. Sistem kendali mempunyai tiga unsur yaitu input, proses, dan output.



Gambar 1.1 Komponen Sistem Kendali

Input pada umumnya berupa sinyal dari sebuah transduser, yaitu alat yang dapat merubah besaran fisik menjadi besaran listrik, misalnya tombol tekan, saklar pembatas, termostat, dan lain-lain. Transduser memberikan informasi mengenai besaran yang diukur, kemudian informasi ini diproses oleh bagian proses. Bagian proses dapat berupa rangkaian kendali yang menggunakan peralatan yang dirangkai secara listrik, atau juga berupa suatu sistem kendali yang dapat diprogram, misalnya PLC.
Pemrosesan informasi (sinyal input) menghasilkan sinyal output yang selanjutnya digunakan untuk mengaktifkan aktuator (peralatan output) yang dapat berupa motor listrik, kontaktor, katup selenoid, lampu, dan sebagainya. Dengan peralatan output, besaran listrik diubah kembali menjadi besaran fisik. Sistem kendali dibedakan menjadi dua, yaitu sistem kendali loop terbuka dan sistem kendali loop tertutup. 
Sistem Kendali Loop Terbuka proses pengendalian di mana variabel input mempengaruhi output yang dihasilkan.



Gambar 1.2 menunjukkan diagram blok sistem kendali loop terbuka.


Dari gambar 1.2 di atas, dapat dipahami bahwa tidak ada informasi yang diberikan oleh peralatan output kepada bagian proses sehingga tidak diketahui apakah hasil output sesuai dengan yang dikehendaki.
Sistem Kendali Loop Tertutup suatu proses pengendalian di mana variabel yang dikendalikan (output) disensor secara kontinyu, kemudian dibandingkan dengan besaran acuan.
Variabel yang dikendalikan dapat berupa hasil pengukuran temperatur, kelembaban, posisi mekanik, kecepatan putaran, dan sebagainya. Hasil pengukuran tersebut diumpan-balikkan ke pembanding (komparator) yang dapat berupa peralatan mekanik, listrik, elektronik, atau pneumatik. 
Pembanding membandingkan sinyal sensor yang berasal dari variabel yang dikendalikan dengan besaran acuan, dan hasilnya berupa sinyal kesalahan. Selanjutnya, sinyal kesalahan diumpankan kepada peralatan kendali dan diproses untuk memperbaiki kesalahan sehingga menghasilkan output sesuai dengan yang dikehendaki. Dengan kata lain, kesalahan sama dengan nol.



Gambar 1.3 Diagram Blok sistem kendali loop tertutup

Sistem Kendali PLC
Pada sistem otomasi, PLC merupakan ‘Jantung’ sistem kendali. Dengan program yang disimpan dalam memori PLC, dalam eksekusinya, PLC dapat memonitor keadaan sistem melalui sinyal dari peralatan input, kemudian didasarkan atas logika program menentukan rangkaian aksi pengendalian peralatan output luar.
PLC dapat digunakan untuk mengendalikan tugas-tugas sederhana yang berulang-ulang (sekuensial), atau di-interkoneksi dengan yang lain menggunakan komputer (host) melalui sejenis jaringan komunikasi untuk mengintegrasikan pengendalian proses yang kompleks.



Gambar 1.4 Diagram Skema Sistem Kendali PLC terpusat
Sistem kendali PLC hadir dalam berbagai bentuk dan beragam dalam skala impelemntasinya; dari power plant sampai ke mesin semikonduktor. Sebagai hasil dari perkembangan teknologi, tugas-tugas kendali yang rumit dimudahkan oleh sistem kendali otomatis yang secara umum dalam dunia industri berupa ProgrammableLogic Controller (PLC), komputer host, dan lain sebagainya. Selain antarmuka sinyal (signal interfacing) ke perangkat kerja (seperti: panel operator, motor-motor, sensor-sensor, sakelar-sakelar, katup solenoid dan sebagainya), kemampuan di dalam komunikasi jaringan memungkinkan implementasi dalam skala yang lebih besar dan koordinasi berbagai proses juga menyediakan fleksibelitas yang tinggi dalam merealisasikan sistem kendali terdistribusi. 



Gambar 1.5 Diagram Skema Konsep Aplikasi PLC
Setiap komponen dalam sistem kendali memegang peranan penting (tanpa melihat dimensinya) dalam proses yang dijalankan. Sebagai contoh, Gambar 1-2 memperlihatkan bahwa PLC tidak dapat mengetahui apa yang terjadi tanpa adanya perangkat sensor. Apabila diperlukan, sebuah komputer host dapat dipasang untuk mengkoordinasikan aktifitas kendali pada level dasar (shop floor atau device level).
PLC, sekarang juga dikenal sebagai Programmable Controller atau Programmable Automations Controller (PAC) merupakan perangkat kendali logika; yang termasuk keluarga komputer yang dapat diprogram secara berulang-ulang. PLC dapat menyimpan intruksi-instruksi logika, seperti sequencing, timing, counting, data manipulation, dan communication untuk mengendalikan mesin-mesin industri dan proses-proses industri. Gambar 1-3 mengilustrasikan diagram skema konsep aplikasi PLC.
PLC juga dapat didefinisikan sebagai komputer industri yang didesain dengan arsitektur khusus, baik dalam unit sentral dalam PLC itu sendiri, maupun rangkaian antarmukanya dengan perangkat-perangkat kendali (koneksi Input/Output (I/O) dengan dunia nyata). 



sumber : http://plcum.blogspot.com/2009/02/more-about-plc.html

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews